Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Larangan Vape Sekali Pakai di Inggris dan Bangkitnya Vape Rechargeable

Larangan Vape Sekali Pakai di Inggris dan Bangkitnya Vape Rechargeable

Larangan Vape Sekali Pakai di Inggris dan Bangkitnya Vape Rechargeable

Tanggal: 29 Juli 2025 | Penulis:chester Tim Redaksi IndonesiaVape.com


Pemerintah Inggris secara resmi menerapkan larangan penjualan vape sekali pakai (disposable vape) per Juni 2025. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi nasional untuk mengurangi dampak lingkungan dan menekan lonjakan penggunaan vape di kalangan anak muda.

Namun, pasca-implementasi kebijakan ini, pasar segera bereaksi dengan memunculkan alternatif baru berupa vape rechargeable bervolume besar yang dikenal sebagai “big puff vapes” — memunculkan babak baru dalam regulasi dan kontroversi.

Motif Larangan: Lingkungan dan Anak di Bawah Umur

Larangan ini didorong oleh dua isu utama: kerusakan lingkungan akibat limbah baterai lithium vape sekali pakai, dan meningkatnya penggunaan oleh remaja. Studi tahun 2024 oleh Environmental Vape Council menyebutkan bahwa Inggris membuang lebih dari 5 juta unit vape sekali pakai setiap minggu — mayoritas berakhir di tempat pembuangan sampah tanpa daur ulang yang layak.

“Disposable vapes menjadi salah satu sumber e-waste tercepat pertumbuhannya di Eropa,” kata James Hartley, aktivis lingkungan dari kelompok EarthSafe UK. “Dengan larangan ini, kami berharap bisa memutus siklus konsumsi cepat dan boros.”

Big Puff Vape: Solusi atau Celah Regulasi?

Setelah pelarangan berlaku, pasar dengan cepat beralih ke perangkat vape besar yang dapat diisi ulang (rechargeable) namun menawarkan pengalaman yang mirip dengan vape sekali pakai — dengan kapasitas hingga 15.000 hingga 25.000 puff.

Produsen menyebut produk ini sebagai “eco-friendly alternative”, namun para pemerhati kesehatan menilai ini sebagai cara mengakali aturan. Selain tetap menggunakan baterai lithium, perangkat ini masih berpotensi digunakan remaja karena desainnya tetap simpel, menarik, dan tersedia dalam rasa buah atau permen.

Artikel dari The Times menyoroti kekhawatiran bahwa regulasi yang tidak segera diperbarui bisa membuat larangan disposable vape menjadi tidak efektif.

Tantangan Baru untuk Pemerintah dan Industri

Pemerintah Inggris kini dihadapkan pada kebutuhan untuk menyusun ulang definisi hukum tentang “produk sekali pakai” dalam konteks teknologi baru. Beberapa anggota parlemen menyerukan perluasan larangan yang mencakup vape berbaterai besar jika dipasarkan sebagai produk non-reusable.

Di sisi lain, industri mengklaim bahwa produk rechargeable lebih ramah lingkungan karena memungkinkan pengisian ulang dan mengurangi frekuensi pembelian perangkat baru.

Implikasi Global Termasuk di Indonesia

Meski Indonesia belum memiliki kebijakan spesifik seperti Inggris, arah tren ini bisa berdampak pada kebijakan nasional. Banyak distributor lokal sudah mulai menghadirkan produk big puff dengan klaim rechargeable dan ramah lingkungan, padahal faktanya perangkat masih mengandung elemen disposable.

Kesimpulan

Larangan vape sekali pakai di Inggris adalah langkah berani dalam perlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun tanpa pengawasan menyeluruh terhadap inovasi produk alternatif, seperti big puff rechargeable, celah dalam regulasi dapat kembali dimanfaatkan.

Regulasi harus berkembang seiring dengan inovasi — agar kebijakan tidak hanya menjadi simbolis, tapi berdampak nyata.


Tags: vape UK, larangan vape, disposable vape, regulasi vape 2025, big puff, vape rechargeable, tren global vape, e-waste vape

Source: The Times, MokieCig Blog

Posting Komentar

0 Komentar