Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Riset: Vape Lebih Adiktif daripada Permen Nikotin

Riset: Vape Lebih Adiktif daripada Permen Nikotin

📈 Riset Baru: Vape Lebih Adiktif Dibanding Permen Nikotin

Morgantown, West Virginia – Dalam studi eksperimental terbaru yang dipublikasikan tahun ini, para peneliti dari West Virginia University menemukan bahwa vape, terutama yang mengandung nikotin, bisa lebih adiktif dibandingkan alternatif terapi nikotin seperti nicotine gum atau permen hisap nikotin.

🧪 Studi Terstruktur dan Hasil Utama

Penelitian ini melibatkan 16 partisipan berusia 18–24 tahun yang memiliki kebiasaan menggunakan produk nikotin tetapi belum tergolong kecanduan berat. Partisipan diminta untuk menggunakan vape dan permen nikotin secara bergantian selama beberapa hari sambil dilakukan pengukuran terhadap:

  • Intensitas keinginan (craving) sebelum dan sesudah penggunaan
  • Tingkat kepuasan subjektif setelah konsumsi
  • Perubahan suasana hati dan efek fisiologis seperti detak jantung

Hasilnya cukup jelas:

  • Vape menurunkan tingkat craving secara signifikan lebih cepat dan lebih besar dibanding permen nikotin.
  • Responden melaporkan tingkat kepuasan lebih tinggi setelah mengisap vape, bahkan dalam jangka waktu pendek.
  • Beberapa partisipan menunjukkan tanda-tanda ketergantungan ringan hanya dalam 3 hari penggunaan vape aktif.

⚠️ Mengapa Vape Lebih Memikat?

Dr. Mark Olfert, fisiolog dan penulis utama studi, menjelaskan bahwa efek langsung dari nikotin lewat aerosol vape masuk ke paru-paru dan otak dalam hitungan detik, menciptakan sensasi cepat yang sulit ditandingi oleh bentuk pengganti lain seperti permen atau patch.

"Nikotin dalam bentuk uap memiliki bioavailabilitas yang tinggi, memicu lonjakan dopamin secara cepat, dan ini menjadikan vape sangat menarik bagi pengguna muda,” ujar Olfert.

👥 Fokus: Generasi Muda Rentan

Penelitian ini menyoroti fakta bahwa vape sangat populer di kalangan mahasiswa dan remaja, dan efek adiktifnya yang cepat bisa mengarahkan pada ketergantungan jangka panjang, bahkan jika awalnya hanya iseng mencoba.

Dengan desain rasa yang menarik, kemasan stylish, dan pemasaran lewat media sosial, vape memberikan daya tarik yang lebih tinggi dibanding terapi nikotin konvensional.

📚 Referensi Studi

📌 Kesimpulan

Temuan ini memberikan peringatan penting bahwa meskipun vape sering dipromosikan sebagai alat bantu berhenti merokok, potensi adiktifnya tidak bisa diremehkan. Bahkan, dalam beberapa kasus, vape bisa menjadi titik awal ketergantungan nikotin, khususnya bagi generasi muda.

Kampanye edukasi, regulasi rasa, dan batasan usia perlu lebih diperkuat demi mencegah meningkatnya epidemi nikotin baru melalui jalur vaping.


Ditulis oleh: Redaksi IndonesiaVape.com | Terbit: 23 Juli 2025

Posting Komentar

0 Komentar