Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Skema Vape Apotek Australia Gagal, Pasar Gelap Justru Meledak

Skema Vape Apotek Australia Gagal, Pasar Gelap Justru Meledak

Oleh Chester – IndonesiaVape.com | Juli 2025

Jakarta – Kebijakan Australia yang mewajibkan pembelian vape hanya melalui apotek dengan resep dokter, kini dinilai gagal total. Data resmi pemerintah menunjukkan bahwa dari total permintaan di pasar, hanya 6.000 produk vape yang dijual secara legal tiap bulan, dibandingkan dengan lebih dari 10 juta unit yang beredar di pasar gelap.


💊 Harapan yang Tak Sesuai Realita

Pemerintah Australia pada awal 2024 memperkenalkan kebijakan “prescription-only” untuk vape nikotin. Tujuannya adalah untuk menekan angka penggunaan di kalangan remaja dan memastikan pengawasan medis terhadap konsumen dewasa. Dalam implementasinya, vape hanya dapat dibeli di apotek resmi dan dengan resep dari dokter umum.

Namun, alih-alih menciptakan pasar yang lebih sehat, kebijakan tersebut malah mematikan akses legal dan mendorong konsumen ke pasar gelap. Para pengguna dewasa kesulitan mendapat resep, apotek enggan menyediakan stok, dan harga produk legal menjadi jauh lebih mahal dari produk ilegal yang tersedia secara luas.


📉 Statistik Mengejutkan

Data dari Daily Telegraph Australia menunjukkan bahwa:

  • Hanya 6000 unit vape yang dijual tiap bulan secara legal
  • Sementara itu, sekitar 10–12 juta unit diperkirakan beredar di pasar gelap tiap bulan
  • Rasio pasar gelap mencapai lebih dari 98%
“Program ini bukan hanya gagal, tapi juga menciptakan kondisi sempurna bagi penyelundupan dan penjualan gelap,” tulis editorial Daily Telegraph.

💥 Pasar Gelap Tumbuh Subur

Akibatnya, penjualan vape ilegal justru meningkat tajam. Produk vape beredar secara online, di pinggir jalan, hingga di kalangan pelajar. Harga yang jauh lebih murah, tidak adanya kontrol kualitas, dan kemudahan akses menjadi faktor utama mengapa konsumen lebih memilih jalur ilegal.

Bahkan, beberapa laporan menyebutkan bahwa produk vape ilegal di Australia diimpor langsung dari Asia, termasuk Indonesia dan China, lalu diselundupkan melalui pos dan kargo kecil untuk menghindari pemeriksaan bea cukai.


🔍 Analisis: Mengapa Skema Ini Gagal?

Pakar kebijakan publik menyebutkan beberapa alasan kegagalan skema ini:

  • Kurangnya dokter yang bersedia menulis resep untuk produk vape
  • Apotek tidak memiliki insentif untuk menjual vape, bahkan banyak yang menolak
  • Biaya tinggi dan birokrasi rumit membuat konsumen enggan mengikuti prosedur legal
  • Permintaan tetap tinggi, sementara suplai legal terlalu kecil

Dengan sistem seperti ini, konsumen dewasa tidak memiliki pilihan realistis untuk beralih dari rokok ke alternatif yang lebih aman. Hasilnya, pasar gelap berkembang tanpa kontrol.


📌 Pelajaran bagi Indonesia

Indonesia harus belajar dari kegagalan ini. Jika regulasi terlalu ketat tanpa menyediakan akses legal yang realistis, maka:

  • Pasar gelap akan berkembang dan sulit dikendalikan
  • Konsumen justru terpapar produk yang tidak aman
  • Pemerintah kehilangan potensi pendapatan dari cukai
  • Upaya pengurangan risiko melalui vape tidak tercapai

Sebaliknya, pendekatan regulasi yang proporsional, adil, dan berbasis kesehatan publik akan jauh lebih efektif. Edukasi, sertifikasi produk, dan kontrol usia harus diutamakan, bukan sekadar pembatasan ekstrem yang justru kontraproduktif.


✉️ Kesimpulan

Kegagalan skema vape di apotek Australia adalah cermin bahwa kebijakan yang terlihat baik di atas kertas belum tentu berhasil di lapangan. Tanpa dukungan ekosistem, akses, dan insentif yang tepat, kebijakan bisa menciptakan masalah baru yang lebih besar.

Bagi Indonesia, ini adalah momen penting untuk mendesain kebijakan yang berbasis data, bukan sekadar pelarangan. Vape sebagai alternatif rokok harus diatur dengan cerdas, agar manfaat kesehatannya tidak tenggelam dalam kekacauan pasar gelap.


Tentang Penulis:
Chester adalah jurnalis riset dan analis kebijakan publik di IndonesiaVape.com, dengan fokus pada kebijakan pengurangan risiko dan dinamika pasar vape global.

Email: chester@indonesiavape.com
Instagram: @indonesiavape.id

Posting Komentar

0 Komentar