Studi Terbaru Ungkap Dampak Kesehatan E-Cigarette: Dari COPD Hingga Paparan Logam
Oleh Chester – IndonesiaVape.com | Juli 2025
Jakarta – Sejumlah penelitian besar terbaru mengungkap potensi bahaya penggunaan vape, termasuk risiko gangguan paru seperti COPD dan paparan logam berat, meskipun masih dianggap lebih rendah daripada rokok konvensional.
📊 Analisis Johns Hopkins: E-Cigarette & Risiko COPD
Analisis dari Johns Hopkins Medicine—berdasarkan data medis 249.190 orang selama hampir 4 tahun—menemukan hubungan antara penggunaan exclusive e-cigarette dan peningkatan risiko terkena chronic obstructive pulmonary disease (COPD). Pengguna eksklusif vape menunjukkan risiko signifikan naik, serta tekanan darah tinggi pada kelompok usia 30–70 tahun :contentReference[oaicite:1]{index=1}.
“E-cigarette memiliki potensi risiko kesehatan, meskipun efeknya masih lebih rendah dibanding rokok,” kata Dr. Michael Blaha, peneliti utama.
🧪 Logam Berat dalam Vape Sekali Pakai
Studi dari ACS Central Science / UC Davis menemukan kadar logam berbahaya seperti lead, nickel, antimony, chromium dalam uap disposables vape—kadarnya bahkan hingga 1.000 kali lebih tinggi dibanding rokok biasa :contentReference[oaicite:2]{index=2}.
“Beberapa perangkat melepaskan lebih banyak lead dalam satu hari pemakaian dibanding 20 bungkus rokok tradisional,” ungkap Brett Poulin dari UC Davis :contentReference[oaicite:3]{index=3}.
🫁 Popcorn Lung: Masih Sebatas Teori
Laporan dari RCSI menyoroti risiko inhalasi flavor tertentu yang menghasilkan senyawa seperti diacetyl dan formaldehyde—dapat menyebabkan kondisi seperti Popcorn Lung, meski kasus klinis pada pengguna vape masih sangat langka :contentReference[oaicite:4]{index=4}.
“Tidak ada bukti kuat bahwa vape reguler mengakibatkan Popcorn Lung, namun eksposur kimia tetap berbahaya,” tulis RCSI :contentReference[oaicite:5]{index=5}.
🔬 Dampak Lain: Jantung, Otak, dan Imunitas
- Kardiovaskular: Nicotine bisa menyebabkan hipertensi dan mengganggu fungsi pembuluh darah :contentReference[oaicite:6]{index=6}.
- Otak Remaja: Paparan nicotine saat remaja mengubah struktur otak—menghambat fokus, memori, dan kontrol impuls :contentReference[oaicite:7]{index=7}.
- Saluran Pernapasan: Vape mengiritasi saluran napas, memicu asma dan bronkitis, terutama pada pengguna muda dan penderita pernapasan :contentReference[oaicite:8]{index=8}.
- Sistem Imun: Fluida vape mengandung bahan iritan yang dapat melemahkan respons kekebalan tubuh dan memicu inflamasi :contentReference[oaicite:9]{index=9}.
📚 Penelitian Jangka Panjang: Jejak di Generasi Remaja
Pemerintah Inggris mendanai studi besar (£62 juta, 100.000 remaja usia 8–18 tahun) untuk memantau kesehatan jangka panjang pengguna vape. Hasil awal menunjukkan inflamasi saluran napas dan peningkatan kecanduan nikotin :contentReference[oaicite:10]{index=10}.
✉️ Kesimpulan & Rekomendasi
Hasil penelitian menegaskan bahwa meski vape bisa menjadi alternatif rokok, **potensi risiko tak bisa diabaikan**—terutama untuk kesehatan paru, jantung, dan perkembangan otak remaja. Regulasi, edukasi, dan pengawasan kualitas produk sangat diperlukan:
- Batasi akses vape untuk remaja dan non-perokok
- Regulasi kandungan flavor dan logam berat
- Gunakan produk bersertifikasi dan transparan laporan bahan
Tentang Penulis:
Chester adalah jurnalis riset di IndonesiaVape.com, fokus menyoroti penelitian kesehatan, regulasi, dan tren global vape. Ia mendorong informasi berbasis sains, bukan opini.
Email: chester@indonesiavape.com
Instagram: @indonesiavape.id
0 Komentar