📱 Riset Internasional: Remaja Terpengaruh Tren Vape dari Media Sosial dan Lingkungan Teman
Washington DC, AS – Penelitian gabungan lintas negara oleh para ilmuwan dari Amerika Serikat dan Australia mengungkap bahwa pengaruh media sosial dan tekanan kelompok sebaya (peer pressure) menjadi pemicu utama meningkatnya tren penggunaan vape di kalangan remaja usia 11–17 tahun. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nicotine & Tobacco Research.
👥 Teman dan Lingkungan Jadi Faktor Dominan
Dalam survei yang dilakukan antara 2015 hingga 2021 terhadap lebih dari 10.000 remaja di kedua negara, ditemukan bahwa:
- Remaja yang memiliki teman yang menggunakan vape memiliki kemungkinan 15 kali lipat lebih tinggi untuk ikut mencoba vape.
- Konten TikTok dan Instagram yang menggambarkan vape sebagai "gaya hidup keren" juga meningkatkan ketertarikan dan persepsi bahwa vaping adalah hal yang normal.
- Sekitar 48% responden mengaku pertama kali mencoba vape karena rasa penasaran setelah melihatnya di media sosial.
🔎 Lonjakan Penggunaan THC & CBD Vape
Penelitian juga mencatat peningkatan signifikan dalam penggunaan produk vape yang mengandung THC (tetrahydrocannabinol) dan CBD (cannabidiol) di kalangan anak usia sekolah.
- Sekitar 1 dari 5 pengguna vape remaja tidak mengetahui kandungan pasti dari produk yang mereka gunakan.
- THC vape populer karena efek “tenang dan rileks”, sedangkan CBD dianggap aman karena “alami”.
- Banyak remaja membeli produk secara daring atau dari teman sekolah tanpa label jelas.
📉 Penurunan Paparan Langsung, Tapi Meningkat di Lingkungan Digital
Menariknya, meskipun paparan langsung dari orang tua atau keluarga terhadap vape menurun dari 31,6% ke 22,3%, pengaruh dari lingkungan digital dan sosial justru meningkat drastis dalam periode 6 tahun terakhir.
📚 Sumber Riset
- Nicotine & Tobacco Research Journal: Peer Influence and Adolescent Vaping (2025)
- New York Post: Doctors Warn of Dangerous Vape Trend Among Youth
- CDC Youth Risk Behavior Survey (YRBS): cdc.gov
⚠️ Kesimpulan
Penelitian ini menegaskan bahwa media sosial dan kelompok pertemanan memainkan peran sentral dalam menyebarkan budaya vaping di kalangan remaja. Dengan meningkatnya penggunaan produk berbasis THC dan CBD secara sembunyi-sembunyi, dibutuhkan langkah edukatif dan preventif yang serius dari orang tua, sekolah, hingga pemerintah.
Platform digital, influencer, dan lingkungan sekolah harus menjadi titik awal intervensi demi mencegah generasi muda terjebak dalam adiksi nikotin dan zat psikoaktif lainnya.
Ditulis oleh: Redaksi IndonesiaVape.com | Terbit: 23 Juli 2025
0 Komentar