Waspada, Remaja Hobi Vaping Tujuh Kali Berisiko Terkena COVID-19, UNTUK PEROKOK? JELAS SERATUS KALI PASTI BERESIKO
Sebagian orang telah meninggalkan rokok konvensional dan beralih menggunakan e-cigarette alias vape. Peralihan ini dilakukan karena vape dianggap lebih aman daripada rokok tembakau lantaran mengandung zat kimia yang lebih sedikit.
Sayangnya, anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat. Layaknya rokok konvensional, vape juga berpotensi menyebabkan terjadinya berbagai penyakit.
Belakangan, penelitian terbaru bahkan menyebut vaping dapat meningkatkan risiko terinfeksi virus corona sebesar 5 hingga 7 kali lipat bagi anak muda. ( PENELITIAN YANG MANA YA? )
OH RUPANYA ADA
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Adolescent Health pada Juli 2020 lalu menganalisis lebih dari 4.300 remaja dan dewasa muda berusia 13 sampai 24 tahun di Amerika Serikat.
Para partisipan studi tersebut diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai kebiasaan merokok atau vaping. Selain itu, mereka juga ditanya perihal gejala COVID-19 yang pernah dialami.
Setelah dikaji dan dilakukan tes infeksi virus corona, peneliti mendapati pengguna rokok elektronik (vape) memiliki kemungkinan lima kali lebih tinggi untuk terdiagnosis COVID-19.
Sementara untuk orang-orang yang merokok sekaligus mengisap vape (pengguna ganda) memiliki kemungkinan untuk terinfeksi penyakit tersebut tujuh kali lebih tinggi.
YANG MEROKOK GAK DIPAPARKAN, HAHAHA KIRA2 BERAPA KALI LEBIH BERSIKO YA?
Meski mekanismenya masih belum jelas ( HAL BELUM JELAS TAPI SUDAH BERANI DIUNGKAP SEPERTI SUDAH FINAL, HADEH ), para peneliti yang terlibat dalam studi tersebut berpendapat rokok konvensional dan vaping sama-sama dapat merusak paru-paru dan memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Inilah yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19. Tidak hanya karena alasan tersebut, peneliti juga menduga kebiasaan menyentuh wajah dan bibir saat hendak mengisap rokok atau vape berperan dalam tingginya tingkat risiko infeksi virus corona.
Senada dengan temuan pada studi tersebut, dr. Devia Irine Putri juga mengatakan hal serupa.
Menurutnya, kebiasaan mengisap vape dapat menyebabkan peradangan di tubuh dan merusak sel-sel yang ada di saluran pernapasan.
“Dengan adanya peradangan di tubuh, ini bisa memengaruhi sistem kekebalan sehingga meningkatkan reseptor ACE2 yang dapat menjadi pintu masuk virus corona,” katanya.
Tidak hanya bisa meningkatkan risiko infeksi virus corona, kebiasaan vaping juga bisa memperbesar potensi terjadinya penyakit-penyakit berikut ini.
-
Penyakit Jantung
-
Penyakit EVALI
-
Popcorn Lung
0 Comments